Kamis, 21 Mei 2009

artikel E learning 2

E-learning

Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tidak
terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-Learning ini membawa
pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik
secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep e-Learning sudah banyak diterima oleh
masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan
(sekolah, training dan universitas) maupun industri (Cisco System, IBM, HP, Oracle, dsb).
John Chambers yang merupakan CEO dari perusahaan Cisco System mengatakan bahwa untuk
era ke depan, aplikasi dalam dunia pendidikan akan menjadi “killer application” yang sangat
berpengaruh. Departemen perdagangan dan departemen pendidikan Amerika Serikat bahkan
bersama-sama mencanangkan Visi 2020 berhubungan dengan konsep pendidikan berbasis
Teknologi Informasi (e-Learning) [Vision, 2002].
Makalah ini akan memfokuskan pembahasan pada aplikasi eLearning dan pengembangannya.
Bagaimana seharusnya aplikasi e-Learning dikembangkan dengan menyeimbangkan antara
kebutuhan pengguna dan keinginan dari pengembang. Penjelasan akan dimulai dari pengertian
eLearning, mengapa kita memerlukan e-Learning, sejarah e-Learning, beberapa analisa
kegagalan eLearning dan strategi pengembangannya e-Learning.



Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang
menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang
cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang
menyatakan:
e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,
Intranet atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi
yang lebih luas bahwa:

e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan
komputer,maupun komputer standalone.

Dari puluhan atau bahkan ratusan definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau
konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat
disebut sebagai suatu e-Learning.
Mana Yang Benar “elearning” atau “e-learning” ?
Sebenarnya kita tidak perlu mendikotomikan perbedaan penggunaan kata-kata diatas. Bagaimanapun
juga, apabila ingin mencoba menganalisa, fenomenanya sedikit mirip dengan kata “email” dan
“e-mail”. Sampai tahun 1998 hampir semua orang menggunakan istilah “e-learning” (dengan tanda
hubung). Cisco menggunakan istilah “e-learning” dan SmartForce menggunakan terminologi
“e-Learning Company”.
Setelah mulai matang dan banyak dikenal, tanda hubung mulai tidak digunakan. Sehingga
digunakanlah istilah “elearning” atau “eLearning” (tanpa tanda hubung). Microsoft menggunakan
istilah “eLearn” demikian juga dengan beberapa vendor lain.
Saat ini pemakaian kata “e-learning” (dengan tanda hubung) masih lebih banyak daripada elearning
(tanpa tanda hubung). Mesin pencari google.com membuktikan fakta ini seperti di bawah:
• 4.150.000 hasil untuk pencarian dengan kata “elearning” (tanpa tanda hubung)
• 6.340.000 hasil untuk pencarian dengan kata “e-learning” (dengan tanda hubung)
Setelah itu beberapa variasi kata berkembang dengan penggunaan huruf kapital atau huruf kecil
untuk “L”.
Hakektnya tidak ada yang salah atau yang benar, karena kedua kata tersebut dapat digunakan
sebagai terminologi yang benar. Pada makalah ini akan digunakan kata e-Learning untuk
penyeragaman.

Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
• Menghemat waktu proses belajar mengajar
• Mengurangi biaya perjalanan
• Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
• Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
• Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan



Seiring dengan perkembangan teknologi internet di dunia, masyarakat dunia mulai terkoneksi dengan Internet. Kebutuhan akan informasi yang cepat diperoleh menjadi mutlak, dan jarakserta lokasi bukanlah halangan lagi. Disinilah muncul sebutan Learning Management System atau biasa disingkat dengan LMS.

Perkembangan LMS yang semakin pesat membuat pemikiran
baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang ada dengan suatu standard.
Standard yang muncul misalnya adalah standard yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry
CBT Committee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
1999: Aplikasi e-Learning Bebasis Web

Perkembangan LMS menuju ke aplikasi e-Learning berbasis Web secara total, baik untuk
pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan
dengan situs-situs portal yang pada saat ini boleh dikata menjadi barometer situs-situs informasi,
majalah, dan surat kabar dunia. Isi juga semakin kaya dengan berpaduan multimedia, video
streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standard,
berukuran kecil dan stabil.


Ketika kita berbicara tentang strategi pengembangan e-Learning, maka hakekatnya adalah samasaja dengan strategi pengembangan perangkat lunak. Hal ini karena e-Learning adalah juga merupakan suatu perangkat lunak. Dalam ilmu rekayasa perangkat lunak (software engineering), ada beberapa tahapan yang harus kita lalui pada saat mengembangkan sebuah perangkat lunak

Dari sebuah studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40
perusahaan besar menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk
mengikuti pelatihan/kursus yang menggunakan konsep e-Learning. Ketika e-Learning itu
diwajibkan kepada mereka 30% menolak untuk mengikuti [Dublin, 2003]. Sedangkan studi lain
mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti e-Learning, 50-80%
tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir [Delio, 2000].
Dari berbagai literatur yang ada, kegagalan e-Learning sebagian besar diakibatkan oleh
kegagalan dalam analisa kebutuhan yang mengandung pengertian bahwa pengembang tidak
berhasil meng-capture apa sebenarnya kebutuhan dari pengguna (user needs).
Hasil dari proses analisa kebutuhan (requirements analysis) pengguna diterjemahkan sebagai
fitur-fitur yang sebaiknya masuk dalam sistem e-Learning yang kita kembangkan.
Sebagai pedoman fitur-fitur yang biasanya disediakan dalam sistem e-learning adalah seperti di
bawah. Contoh di bawah belum tentu melingkupi seluruh kebutuhan pengguna. Demikian juga
belum tentu sebuah sistem e-Learning harus memasukkan semua fitur-fitur di bawah.
Kembangkan sistem berdasarkan kepada kebutuhan pengguna yang sebenarnya (user needs).
1. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar
• Tujuan dan sasaran
• Silabus
• Metode pengajaran
• Jadwal kuliah
• Tugas
• Jadwal Ujian
• Daftar referensi atau bahan bacaan
• Profil dan kontak pengajar
2. Kemudahan akses ke sumber referensi
• Diktat dan catatan kuliah
• Bahan presentasi
• Contoh ujian yang lalu
• FAQ (frequently asked questions)
• Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas
• Situs-situs bermanfaaat
• Artikel-artikel dalam jurnal online
3. Komunikasi dalam kelas
• Forum diskusi online
• Mailing list diskusi
• Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah,
informasi tugas dan deadline-nya)
4. Sarana untuk melakukan kerja kelompok
• Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok
• Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas daam kelompok
5. Sistem ujian online dan pengumpulan feedback





Artikel ini memberikan sebuah pengantar tentang e-Learning dan pengembangannya. Sisteme-Learning adalah mutlak diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan jaman dengan
dukungan Teknologi Informasi dimana semua menuju ke era digital, baik mekanisme maupun
konten. Pengembangan sistem e-Learning sistem harus didahului dengan melakukan analisa
terhadap kebutuhan dari pengguna (user needs). Sesuai dengan paradigma rekayasa sistem dan
perangkat lunak, kebutuhan dari pengguna ini memiliki kedudukan tertinggi, dan merupakan
dasar kreasi dan kerja pengembang. Ini semua untuk mencegah terjadinya kegagalan
implementasi dari sistem e-learning yang sebagian besar diakibatkan bahwa sistem yang
dikembangkan tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pengguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar